Selasa, 22 Agustus 2017

UKM Bridge Siap Songsong Kejurnas Gabsi

UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus Airlangga selalu memiliki mimpi membawa nama harum almamater. Termasuk, melaui event yang diikuti. Baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
Salah satu UKM yang terus berupaya berprestasi adalah Bridge. Bila berjalan sesuai rencana, pada 20 sampai 26 Juli 2017, delegasi UKM Bridge akan mengikuti kejuaraan nasional yang digelar oleh Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi). Event ini tergolong paling bergengsi di tanah air.
Disampaikan Ketua UKM Bridge Septian Bayuaji, kejuaran nasional bisa diikuti oleh umum, perwakilan kampus, mahasiswa, dan perwakilan kabupaten/kota, ataupun provinsi. Semua tergantung dari kategori yang dipilih. Fokus kejuaraan ini bukan pada hadiah berupa uang atau materi. Namun, lebih pada peluang masuk tim nasional Bridge.
Tim nasional itu yang akan mewakili Indonesia di ajang Bridge internasional. Belum lama ini, terdapat dua delegasi UNAIR (satu mahasiswa dan satu alumnus) yang memerkuat tim nasional dan membawa predikat peringkat kedua dari pertandingan di Korsel. Mereka terpilih melalui seleksi yang diadakan sekaligus bersama kejuaraan nasional tahun sebelumnya. Jadi, mereka yang tampil menjanjikan saat kejuaraan nasional, akan langsung direkrut dan mendapatkan pemusatan latihan.
“Kami akan membawa tiga tim, delapan belas atlit,” tambah mahasiswa D4 jurusan Radiologi tersebut.
Dia mengatakan, awalnya UKM Bridge ingin membawa serta lebih banyak personel ke event yang bakal dilaksanakan di Hotel Utami Sidoarjo itu. Namun, sejumlah atlit senior tengah memersiapkan diri untuk KKN. Sedangkan sebagian yang lain, ada pula yang dipanggil oleh kabupaten/kota atau provinsi masing-masing untuk mewakili wilayah asalnya.
Yang jelas, dalam hari-hari belakangan ini, para atlit yang akan berlaga di kejuaraan nasional, terus melakukan latihan intensif. Secara umum, mereka sudah siap. Namun, tetap butuh latihan dan penguatan mental.
“Saat ini memang lagi UAS. Kami tidak memaksa para atlit untuk latihan kalau memang lagi sibuk persiapan ujian di mata kuliah yang berat. Intinya, mereka bisa menimbang dan mengaturnya sendiri,” urai dia. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar